500+ Puisi Kemerdekaan 17 Agustus
500+ Puisi Kemerdekaan 17 Agustus.
Di bawah ini adalah kumpulan puisi yang bertema kemerdekaan yang selalu diperingati pada setiap tahunnya pada tanggal
17 Agustus DI iNDONESIA, nah untuk anda yang pada kesempatan sedang mencari dan
membutuhkannya silahkan baca dan simak puisi-puisi kemerdekaan yang telah kami
himpun dari beberapa sumber melalui media internet dan lain sebagainya yang
tentunya terbaik menurut kami silahkan baca dan simak puisi berikut dibawah
ini;
Dibawah ini Kumpulan Puisi
Kemerdekaan
pahlawan untuk indonesiaku
oleh: Andi Nur Muhammad Ichsan
demi negeri
kau korbankan waktumu
demi bangsa
rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang didepan
kau bilang itu hiburan
nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang
negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah
itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu
bambu runcing yang setia
menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
basah dibadan kering dibadan
kini menghantarkan indonesia
kedalam istana kemerdekaan
Kunjungi juga:
PUISI – PUISI PAHLAWAN
Pahlawan satu
Bersemayam di lubuk yang paling
dalam,
ada sesuatu yang tak akan pernah
padam,
meski terkadang kau pun kurang
paham,
namun, kami semua dapat
merasakan.
Kau……,kau lah pahlawan kami.
karena mu lah kami berarti.
karena dihatimu selalu menyala
api
nan memendar menularkan semangat,
singkirkan keraguan hati.
Pahlawan dua
Di diri mu kami kan bercermin,
di senyum mu kami dapatkan angin
di kata mu yang selalu kami
dengar
tekad menebar menyebar dan
berkobar.
Kau korbankan apa pun buat kami
agar hidup sekali ini bisa lebih
punya arti
dan kami semua tahu, kau
melakukan itu
bukan cuma buat sebuah pamrih,
yang semu.
Pahlawan tiga
Koar-koar yang kau
dengung-dengungkan
adalah balut atas semua
kepura-puraan
dan……………
kau selimuti kami semua dengan
ketidak-tahuan
kau mengira kami dalam kebodohan.
Sekarang….. bukalah matamu,
pasang kedua telinga di kiri kanan kepala besarmu
dan… yang terpenting tutuplah
mulutmu
tak kan mungkin kami panggil
engkau dengan sebutan pahlawan,
dan sadarlah…., sebenarnya engkau
sudah kesiangan.
Pahlawan Kemerdekaan ~ Usman
Awang
(Kepada Pahlawan Pahang)
PAHLAWAN
jika hilangmu tanpa pusara
jika pusaramu tanpa nama
jika namamu tanpa bunga
penjajah mengatakan engkau
derhaka
maka engkaulah pahlawan yang
sebenarnya
Gema seabad silam
Inggeris datang meredah Pahang
bersama peluru bersama senapang
membunuh menangkap setiap pejuang
Sungai Semantan berubah merah
bukan sarap hilir ke kuala
bukan rakit mudik ke hulu
arus merahnya menjulang mayat
pahlawan bangsa pahlawan rakyat
tujuh liang dadanya tersayat
Pahlawan!
Untukmu derita untukmu penjara
bukan bintang tersemat di dada
semangatmu api negara berdaulat
namamu terukir di jantung rakyat.
Usman Awang
(Dalam Puisi-puisi Pilihan, DBP)
KEMERDEKAAN
Terkenang merdeka kala lalu
Penindasan angkara murka Eropa
terbaru
Negeri terbakar kemerdekaan
sejati
Dalam lingkar kehidupan
kerakyatan
Bila merindu mencari kemerdekaan
Tiba saat kemerdekaan untuk semua
rakyat
Satu tanah air, satu bangsa dan
satu nusantara (gugusan pulau-pulau)
Kemerdekaan negeri telah mengalir
Dari babakan sejarah panjang
Darah rakyat yang butuh
kemakmuran dan keadilan
Kemerdekaan sejati adalah pilar
sejati
Sarat makna kehidupan kebangsaan
Sepadan kesetaraan untuk
globalisasi
Merah putih landasan makna yang
bersandingkan kedamaian
Cita rasa Indonesia merdeka era
milenium
Kembali dalam lingkar kehidupan
kerakyatan
Darah rakyat terbakar untuk
persatuan
Otentik makna asli dan makna unik
Saraf evolusi marhaen adalah
nilai kebangkitan
Separuh waktu merangkum budaya
Baku bercangkang api-pun
tergenggam
Tumbuh merongrong tradisi baru
yang pun menjelma
Cita rasa Indonesia merdeka erat
berkait
Mensaji esensi selera memandu
ragam rakyat
Tanpa ragu tanpa pergeseran
otoritas
Kemerdekaan negeri telah mengalir
Gambar bergumul ragam kepentingan
Pandang makna, pandang nilai,
pandang bercipta moral susila merangkum
ragam
Serangkai berjalan mendekati
senang
Pandu tajam kesejahteraan
membalut kemerdekaan
Perjuangan cita rasa adalah
habitat kemerdekaan
Pinus bergaris ruang terekat
berjuis dan lagak-lagak kemiskinan
Tampak kayu, atas gunung dan
turun tebing
Dari pertapaan kemewahan dan
makna
Buka pintu peroleh lapang pembawa
selera
Lentur terikat gerak peran negara
Ragam bersandar ruang-ruang dan
dermaga
Bijak kemerdekaan dan rujuk
kebangsaan
Simpul-simpul merangkai terhibur
penyair jalanan
Bila merindu mencari kemerdekaan
tiba saatnya kemerdekaan untuk
semua rakyat
satu tanah air, satu bangsa, dan
satu nusantara (gugusan pulau-pulau)
Indonesia, 12 juli 2007
Indonesia ku, Berdiri, Berkibar,
Bertahanlah.
Karya : Bang arie (admin blog
cerita cinta)
Dalam diam aku menangis
Dalam sepi aku bersembunyi
Tak mampu
Sungguh aku tak bisa
Melihat darah mengalir
Mendengar tangis menggema
Ya itulah kejadian dulu
Dulu ketika bambu runcing
Dan parang di tangan yang kecil
Mengayun mengusir mereka
Tapi kini
Teman-temanku
Sahabat-sahabatku
Yang hancurkan bumi pertiwi ini
Mereka pikir mereka benar!
Satu tarikan pemicu
yang menyebabkan ribuan nyawa
terkapar!
Sungguh…
Andai sang pejuang terlahir
kembali
mungkin mereka akan berkata
“Aku tak ingin Indonesia merdeka
Biarkan aku mati
Asal Mereka tak terlahir nanti”
Banggakah aku
banggakah aku pada negeriku
yang sedang carut marut
banggakah aku pada tanah airku
yang sedang terpetak terjajah
pada kerakusan
banggakah aku pada bangsaku
yang kian hari kian meluntur
tergerus kepentingan pribadi
mana warisanku dari perjuangan
dulu
yang katanya penuh darah air mata
mengapakah menjadi bias sekedar
nama
I N D O N E S I A
sebentuk gugusan pulau
dan tetap saja tak nyaman hidup
ketika perasaan
sebangsa, sesaudara,
sepenanggungan
hanya cerita tapi tak kasat mata
apa arti lagu-lagu upacara itu
ketika sehabis dinyanyikan
sekolah sekolah rakyat tergusur
seragam seragam bukan menjadi
kebanggaan keilmuan
namun prasyarat dan penghalang
keingin tahuan maju
apa arti kesejahteraan terjamin
negara
jika ketidakmerataannya
menimbulkan
banyak kecemburuan
bersaing antara jumlah mobil
mewah
dan rumah gerobak sampah
bersaing antara gedung pencakar
lagit
dan penampungan kolong jembatan
sarang penyakit
apa arti kewibawaan itu
jika para pencoleng bisa bebas
bersekutu
bom - bom berledakan bak kembang
api
tak ada perlindungan bagi TKI
pejuang devisa kita
juga ketika para juara dunia
terlantar
mengais nafkah ketika masa
uzurnya tiba
siapa yang masih menangis terharu
ketika merah putih berkibar
siapa yang masih berdegup bangga
ketika merah putih mengangkasa
siapa yang masih berdiri gagah
ketika merah putih memandang
dunia
ajari aku
kembali bangga
kembali mencintai negeriku.
Untukmu Pahlawanku
Untuk negeriku…
Hancur lebur tulang belulangku
Berlumur darah sekujur tubuh ini
Bermandi keringat penyejuk hati
Kurela demi tanah air negeriku
Sangsaka merah berani
Putih suci
Melambai-lambai ditiup angin
Air mata bercucuran,
menganjungkan doa
untuk pahlawan negeri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk
pahlawan jagad raya
Hanya jasamu bisa kulihat
Hanya jasamu bisa kukenang
Tubuhmu hancur hilang entah
kemana
Demi darahmu ….
Demi tulangmu ..
Aku perjuangkan negeriku ini,
Indonesia.
Semangat Pahlawan
Ku lihat engkau di sana, pahlawan
Tak menyerah patah arang
Tak gentar medan kau lawan
Bersorak-sorai tanda kemenangan
Letih raga kau rasa
Jatuh tanda tak kalah
Di sini ku kan berdoa
Bangkit hadapi menyerang lawan
Tak dengar caci mereka
Berjalan, Tuhan akan berkata
Hamba bersujud berharap
Mentari senyum tanda melawan
Ku lihat engkau di sana, pahlawan
Walau tulang tak lagi menyatu
Tapi jiwa berkata beda
Semangat maju takkan luntur
Kini, mimpi telah usai
Tapi cita takkan berhenti
Perjalanan hidup panjang di sini
Semangat pahlawan kembali..
KAU MELEBUR DI SANA
kau melebur di sana
di permulaan musim gerhana
yang terselubung aroma darah
dan tanah yang berembun air mata
kau melebur di sana
kala sang surya mengelupaskan
kulit kami
hingga kawanan peluhmu yang siaga
menghalau kepulan debu
yang mengepung dari negeri asing
kau melebur di sana
saat air bah berlarian
memanjati hamparan tanah usang
dengan jeritan malang
serta busung lapar
kau melebur di sana
saat air mata telah mengguruh
menjadi telaga
hingga timba yang kau ayunkan
menandaskan kepingan dahaga
yang merintih di setiap gigir
luka kami…
PAHLAWAN
jika hilangmu tanpa pusara
jika pusaramu tanpa nama
jika namamu tanpa bunga
penjajah mengatakan engkau
derhaka
maka engkaulah pahlawan yang
sebenarnya
Gema seabad silam
Inggeris datang meredah Pahang
bersama peluru bersama senapang
membunuh menangkap setiap pejuang
Sungai Semantan berubah merah
bukan sarap hilir ke kuala
bukan rakit mudik ke hulu
arus merahnya menjulang mayat
pahlawan bangsa pahlawan rakyat
tujuh liang dadanya tersayat
Pahlawan!
Untukmu derita untukmu penjara
bukan bintang tersemat di dada
semangatmu api negara berdaulat
namamu terukir di jantung rakyat…
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya
seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak
bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak
bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru
tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Sumber puisi : Media internet